Misteri Melodi Dendang Kematian Nyai Ronggeng

Beberapa tahun sejak kematian seorang wanita yang berprofesi sebagai penari, langit Desa Kolam begitu mencekam. Aroma gaib terendus di sekeliling sebuah makam tak bernisan di kawasan itu. Siapakah sebenarnya wanita penari itu?

Dan kenapa sejak kematiannya, masyarakat merinding saat menceritakan kisahnya ? Seorang warga di sana yang akrab disapa Man, mengakui kalau malam-malam tertentu mendengar dendangan musik tradisonal Jawa.

Suara musik itu sepertinya dimainkan oleh orang banyak (tidak 1 orang). Memang pernah diselidiki dan dicari asal suara musik tersebut, namun tak ditemukan siapa yang memainkan musik itu,ujar pria bertubuh gempal ini.

Musik yang mendayu-dayu juga diiringi suara seorang wanita. Suara itu terdengar sendu, yang terkadang merintih seperti kesakitan. Namun warga di sana sudah menganggap hal biasa dengan musik gaib itu.

Pada awalnya memang masyarakat di sini agak resah mendengar suara itu. Tapi sekarang sudah biasa. Bahkan beberapa tahun belakangan ini, suara yang mengalunkan musik tradisional itu sudah sangat jarang terdengar,kata Man yang mengaku, suara gaib dari seorang wanita itu, diyakini warga suara miliknya seorang penyanyi yang meninggal tragis.

Menurut Man, kisah kematian wanita yang dikenal dengan Nyai Ronggeng begitu mengerikan. Peristiwa itu terjadi puluhan tahun lalu. Saat Nyai Ronggeng menjadi idola kaum adam di kawasan tersebut. Bagaimana tidak, wanita berasal dari Jawa Barat ini memiliki paras menarik, didukung dengan bentuk tubuh yang aduhai.

Warga di sana mensyaki kalau Nyai Ronggeng menggunakan susuk untuk mendukung penampilannya. Tak ayal, ketika pertunjukkan dimulai, mata lelaki terus melotot memandang lekuk tubuh sang Nyai yang ba**noll. Dan sejak ada Nyai Ronggeng, grup pementasan lain pun sepi, sehingga muncul kecemburuan sosial.

Karena itulah, grup-grup lain menebar provokasi untuk menjatuhkan grup Nyai Ronggeng. Ada yang bilang, kalau wanita cantik itu menggunakan susuk untuk mensukseskan pementasan, sehingga membuat para lelaki, khususnya yang sudah menikah terpikat, bahkan sampai rela pulang larut malam untuk menyaksikan Nyai Ronggeng berjoget, beber Man.

Termakan isu dan bujuk rayu, warga di sana yang umumnya kalangan ibu rumah tangga, melakukan aksi unjuk rasa untuk menghentikan pementasan. Karena telah disusupi oleh provokator, aksi penolakan itu berakhir dengan sebuah tragedi yang mengerikan.

Nyai Ronggeng yang dituding sebagai dalang perusak pria, diarak ke sekeliling kampung. Karena tak juga puas, Nyai Ronggeng dibunuh dengan cara yang mengenaskan, tubuhnya dibelah menjadi beberapa bagian (mutilasi).

Kemudian wanita itu dikubur di perkebunan milik pemerintah, ujar Man sembari menambahkan, di atas makam Nyai Ronggeng diletakkan sebuah batu besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar